weLcOmE tO sMiLe_aNgeL's

notHinG coNnA cHaNgE mY liFe
Keep u'R smiLe 'n u'R sPiriT guyS

Jumat, 04 Januari 2008

pEndiDikAn

Masyarakat Indonesia mengalami perkembangan baik karena faktor internal maupun faktor eksternal. Secara historis masyarakat Indonesia tidak lepas dari kontak eksternal. Frekuensi dan intensitas kontak tersebut berbeda dari tempat yang satu dengan yang lain serta dari waktu ke waktu. Semua ini telah membangun konfigurasi perubahan dan perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bervariasi. Kondisi teresebut menjadi latar belakang fenomena masyarakat kebudayaan Indonesia dan pada gilirannya akan mempengaruhi pola pendidikan yang ada. Hubungan yang sangat erat antara kebudayaan dan pendidikan sangat jelas. Pendidikan merupakan suatu proses memberikan peluang dengan menciptakan lingkungan agar setiap pribadi dan kelompok dapat belajar. Kegiatan belajar tersebut dapat berjalan atau beerlangsung sepanjang hidup setiap pribadi secara sendiri maupun kolektif melalui berbagai forum dan tempat.
Pendidikan digunakan oleh setiap masyarakat untuk mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat dan budayanya dengan mengupayakan agar setiap warga masyarakat menjadi pendukung aktif intitusi dan budaya yang bersangkutan.Untuk itu pendidiakn kebudayaan menjadi suatu keharusan agar eksistensi masyarakat terjamin.
Di Indonesia, dahulu para orang tua menuntut anaknya untuk dapat bekerja tanpa mengedepankan pendidikan. Bagi laki-laki yang nantinya akan menjadi tulang punggung keluarga harus mampu menafkahi anak dan istrinya. Sebagai perempuan pun demikian harus melakukan pekerjaan rumah. Dengan adanya pemikiran modern seperti sekarang pemahaman masyarakat sudah mulai berubah. Saat ini masyarakat mulai memikirkan adanya pendidikan. Ini semua terjadi seiring perkembangan budaya yang terjadi. Tanpa pendidikan yang cukup akan sulit mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Faktor inilah yang medorong manusia untuk belajar.
Dalam konteks kebudayaan, pendidikan merupakan suatu proses pewarisan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat. Secara historis ada masyarakat yang kebudayaannya bersifat lisan dan belum berkembangnya budaya tulis. Dalam kehidupannya untuk berkomunikasi dan berinteraksi wacana lisan sangat mendominasi. Ini sangat berbeda dengan masyarakat berkebudayaan tulisan. Didalam masyarakat berbudaya tulis, sumber belajat selain bertatap muka dalam berinteraksi juga lewat tulisan dan lembaga pendidikan formal. Banyak hasil kebudayaan yang didokumentasikan dalam bentuk tulisan dan menjadi sumber belajarbagi mayarakat budaya tersebut. Dengan adanya catatan-catatan tersebut sehingga kebudayaan yang ada dapat disampaikan pada generasi selanjutnya.
Berbagai penyimpangan yang ada dalam masyarakat misanya membesarnya jumlah pengangguaran, berkembangnya mentalitas jalan pintas, sikap materialistic dan individualistik, dominannya nilai-nilai intrinsic terutama pada golongan muda, pada satu sisi dapat dikaitkan dengan kegagalan praktek pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan yang kita laksanakan kurang cocok dengan budaya Indonesia.
Pendidikan merupakan proses yang berlangsung dalam suatu budaya tertentu. Banyak nilai- nilai budaya dan orientasinya yang bisa menghambat dan mendorong pendidikan. Hakikat kebudayaan merupakan keseluruhan kegiatan manusia yang diperoleh dengan belajar yang berupa system gagasan, tindakan dan hasil karya atau hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Pendidikan digunakan oleh setiap masyarakat untuk mempertahankan kelangungan hidup masyarakat dan budayanya. Lewat pendidikan keutuhan budaya dan komponen-komponen yang ada bisa dipertahankan dan dikembangkan.

Tidak ada komentar: